This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Total Tayangan Halaman

Selasa, 27 November 2012

Fadhilat Kelebihan Kegunaan Ayat Kursi


Fadhilat Kelebihan Kegunaan Ayat Kursi

Bismillahirrahmanirrahim
ayat kursi, kegunaan ayat kursi, kelebihan ayat kursi, fadhilat ayat kursi
Salam!.. harap korang ceria macam pak cik :) . Kenapa pak cik ceria?. Sebab pak cik baru je makan goreng pisang. So pak cik ceria. Maka benarlah orang kata gendang gendut tali kecapi, kenyang perut suka hati jer :) .
Tengok kat title pasal ayat kursi, semua secara lazimnya da tau da pasal ayat kursi ni. Best la, ayat pelindung la, tapi bukan semua amalkan kan?. Tak pe, so, pak cik repeat lagi apa yang best pasal ayat kursi ni.
  
  • Untuk anak anak korang yang lembab sikit untuk belajar, korang bacakan ayat kursi 50 kali kat dalam air dan bagi diorang minum
  • Kelebihan ayat kursi lain adalah bila korang kena kejar musuh, or ada orang nak rompak korang, terus jer korang buat bulatan dengan isyarat nafas sambil baca ayat kursi dan duduk dalam bulatan tu. Kemudian terus bacakan ayat kursi sebanyak 50 kali.
  • Bila korang masuk rumah dan bacakan ayat kursi sekali di setiap penjuru rumah, setan dan gengnya takkan berani dekat
  • Kalo kurang baca sebelum tidur, kurang akan dapat dua geng malaikat yang jaga korangnya tidur, sapa kaco,diorang cantas

keistimewaan al-qur'an

 


Alquran adalah kitabullah yang diturunkan lafal dan maknanya kepada Nabi Muhammad SAW. Alquran adalah kitab suci yang kekal abadi dan terpelihara serta dijaga oleh Allah SWT sampai akhir zaman.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hijr ayat 9, "Sesungguhnya, Kamilah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami yang benar-benar memeliharanya." Rasulullah SAW memelihara Alquran dengan menghafalkan setiap ayat yang diwahyukan kepadanya.

Bahkan, Allah SWT telah menjamin terpeliharanya hafalan Nabi SAW terhadap ayat-ayat Alquran. "Janganlah kamu menggerakan lidahmu untuk (membaca] Alquran karena hendak cepat-cepat menguasainya, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. (QS Al-Qiyamah 16-17]

Rasulullah SAW sangat mendorong sahabat dan umatnya untuk menghafal ayat-ayat suci Alquran. Orang-orang yang menghafal Alquran mendapat posisi yang istimewa di mata Allah SWT dan Rasulullah SAW. Mereka yang menjaga Alquran lewat hafalan akan mendapat posisi yang terhormat dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.

Nabi Muhammad SAW mengibaratkan orang yang tak memiliki hafalan Alquran sebagai gubuk kumuh yang nyaris roboh. "Orang yang tidak mempunyai hafalan Alquran sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh." (HR Tirmidzi). Lantas apa saja keistimewaan yang akan diraih seorang hamba yang menghafal Alquran?

Alquran merupakan pedoman hidup bagi orang yang ingin bahagia di dunia dan akhirat. Menurut dia, Rasulullah SAW mendorongan umatnya untuk mencintai Alquran.  Amr bin Salmah, seorang sahabat Nabi SAW, karena kemampuannya menghafal Alquran, pada usia tujuh tahun telah mendapat posisi yang istimewa di kalangan masyarakatnya. Atas kepandaiannya menghafal Alquran, ia selalu ditunjuk menjadi imam shalat jamaah atau shalat jenazah.

Hal itu sesuai dengan hadis Nabi SAW, "Orang yang paling banyak menghafal ayat-ayat Alquran lebih utama untuk menjadi imam." Demikian pula dengan Ibnu Abbas. Pada usia 10 tahun, ia telah hafal 30 juz. (Bukhari - Fathul Bari). Ia pun kemudian menjadi ulama besar dalam tafsir karena ingatan yang sangat terjaga pada masa kanak-kanak.
"Ahli tafsir terbaik adalah Ibnu Abbas," ujar Abdullah bin Masud.

Bahkan mereka yang mampu menghafal Alquran dalam sebuah hadis disebutkan akan merasakan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu. "Barangsiapa yang membaca (hafal) Alquran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya." (HR Hakim)

Selain itu, Alquran juga menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan bagi penghafalnya. Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim bersabda,
"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya."

Mereka yang hafiz Alquran pun akan mendapatkan penghargaan khusus dari Rasulullah SAW. Hal itu pernah terjadi ketika proses pemakaman para syuhada yang gugur di Perang Uhud. "Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, "Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Alquran, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat." (HR Bukhari)

Nabi SAW pun lebih mempercayai orang yang memiliki hafalan Alquran paling banyak sebagai pemimpin. Dari Abu Hurairah ia berkata, "Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, "Surah apa yang kau hafal?

"Aku hafal surah ini.. surah ini.. dan surat Al Baqarah."

"Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?" Tanya Nabi lagi.

‘’Benar,’’ jawab Shahabi

Nabi bersabda, "Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi." (HR At-Turmudzi dan An-Nasai). Selain itu, orang-orang yang hafal Alquran adalah mereka yang diberi ilmu. Tak heran, jika anak-anak yang hafiz Alquran mampu menoreh prestasi yang cemerlang di sekolahnya.

Bahkan, ada pula hadis yang menempatkan para hafiz di posisi yang amat mulia. "Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Para ahli Alquran. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya." (HR Ahmad).

Selain mendapat jaminan kemuliaan di dunia, diakhirat kelak nanti para penghafal Alquran akan memiliki derajat yang lebih tinggi. Jaminannya adalah surga. Sungguh, luar biasa. Umat Muslim pun diajarkan untuk menghormati para penghafal Alquran.

Tujuan Hidup di Muka bumi


Ibadat dalam Islam mempunyai ciri-ciri yang tersendiri yang berbeza sama sekali daripada konsep ibadah di dalam agama dan kepercayaan yang lain. Antara ciri-ciri tersebut ialah tidak ada sebarang perantaraan di antara Allah dan manusia, dan ibadat dalam Islam tidak terikat dengan sesuatu tempat atau masa yang tertentu.

Firman Allah SWT :

Maksudnya:“Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada Ku”

(Az-Zariyat: 56)

Rasulullah SAW bersabda. ( Terjemahannya ):

“Seluruh muka bumi ini adalah masjid untukku; Suci dan bersih.”

Ibadat itu terdiri daripada berbagai bentuk, bukan satu macam sahaja sehingga manusia merasa tidak jemu dalam menunaikan ibadatnya. Peningkatan ibadat itu pula berbeza dan beraneka rupa sesuai dengan perangai, kecenderungan dan minat manusia itu sendiri.

Ibadat di dalam Islam merangkumi segala kegiatan manusia dari segi rohaniah dan jasmaniah. Tiap-tiap seorang muslim boleh mencampurkan urusan dunia dan akhirat, inilah kombinasi yang indah di dalam Islam yang tidak terdapat di dalam agama-agama lain.

Pintu untuk membuat ibadat adalah terbuka di semua penjuru. Semua aktiviti manusia sehingga makan dan minum pun boleh menjadi ibadat jika ia berniat untuk mengumpulkan tenaga bagi memperjuangkan perkara-perkara yang baik seperti yang disuruh oleh Islam.

Pengertian Dan Ruang Lingkup Ibadat

Perkataan ibadat datang dari perkataan Arab. Dari segi bahasa bererti: patuh, taat, tunduk, menyembah dan perhambakan diri kepada sesuatu.

Dari segi istilah agama: Ibadat bererti tindakan menurut dan mengikat diri dengan sepenuhnya kepada segala perkara-perkara yang disyariatkan oleh Allah dan diseru oleh para Rasul, sama ada ia berbentuk suruhan atau larangan.

Di antara ayat perintah beribadat, contohnya sebagaimana firman Allah SWT :

Maksudnya:

“Dirikanlah sembahyang serta berikan zakat.”

(An-Nisa’ : 77)

Sementara itu banyak terdapat ayat al Qur’an dan al Hadis yang mewajibkan supaya beribadat. Di antaranya:

Maksudnya :

“Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk mereka menyembah dan beribadat kepadaKu.”

(Az-Zaariyat : 56)

Firman Allah SWT lagi:


Maksudnya :

“Wahai sekalian manusia beribadahlah kepada Tuhan kau yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang terdahulu daripada kamu supaya kamu (menjadi orang-orang yang) bertaqwa.”

(Al-Baqarah : 21)

Daripada ayat di atas boleh dibuat kesimpulan berikut:

  1. Allah SWT menciptakan umat manusia dan memerintah mereka supaya melakukan ibadat serta menjunjung perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya.

  2. Tujuan sebenar Allah SWT menciptakan manusia ialah untuk beribadat. Manusia diwajibkan beribadat kepada Allah SWT serta mengemukakan ibadah-ibadahnya, hanya kepada Allah tanpa menyekutui Allah dengan sesuatu makhluk.

  3. Mewajibkan dan tugas beribadat sentiasa dituntut hingga sampai menemui Allah, seseorang itu tidak akan terlepas daripada tugas tersebut walaupun jiwanya telah meningkat tinggi dan sentiasa dalam perhubungan yang kuat dengan tuhannya.

  4. Setiap peribadatan hendaklah berdasarkan keikhlasan yang lahir daripada hati yang redha, sebagai mengabdikan diri kepada Allah SWT.

Pembahagian Dan Matlamat Ibadah

Ibadah terbahagi kepada tiga iaitu ibadah asas (fardu ain), ibadah fardu kifayah dan ibadah umum.

  1. Ibadah Asas.

Ibadah asas ialah ibadat yang merupakan fardu ain yang merangkumi soal-soal aqidah sperti dalam rukun iman yang enam. Ia juga merupakan amalan wajib yang perlu ditunaikan oleh setiap orang muslim seperti yang terkandung dalam rukun Islam. Ini bererti bahawa sebelum kita melaksanakan ibadat yang lain, kedua-dua ibadat yang asas ini perlu dilaksanakan terlebih dahulu.

  1. Ibadah Fardu Kifayah.

Bidang ibadat ini menitikberatkan kepada amalan-amalan sosial dalam masyarakat Islam yang merupakan nadi atau urat saraf yang menghubungkan antara antara satu sama lain. Ia meliputi menyelenggarakan mayat untuk dikuburkan, menegakkan jihad dalam semua bidang, menegakkan sekolah dan institusi pengajian tinggi (dalam semua bidang yang diperlukan), mewujudkan ekonomi Islam, mewujudkan pentadbiran Islam dan melaksanakan kebajikan am.

  1. Ibadah Umum.

Ibadah umum ialah segala kegiatan manusia yang tunduk kepada hukum-hukum dan nilai-nilai agama Islam. Segala aktiviti dan amalan manusia dan tugas-tugasnya sehari-hari tergolong dalam istilah ibadah jika ia dilaksana dengan ikhlas dan jujur. Ibadah umum boleh dibahagikan kepada dua bahagian :

  • Peribadi dan akhlak yang tinggi yang boleh mendatangkan pahala seperti bercakap benar, amanah jujur merendah diri, tidak mementingkan diri sendiri atau menganggap diri lebih tinggi dan mulia daripada orang lain, menunaikan janji dan tidak mengkhianati orang lain.

Firman Allah SWT: Maksudnya:

“…hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertakwa dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa ( maksiat )…”

( Al- Iara’ : 37 )

Sabda Rasulullah SAW ( Terjemahannya ) :

“ Iman itu mempunyai 77 cabang dan malu ialah salah satu daripada cabang iman.

( Al Bukhari )

Termasuk dalam erti iman ialah sayang kepada saudaranya. Sabda Rasulullah SAW maksudnya :

“Tidak beriman ( iman yang sempurna ) salahnya ( sesama Muslim ) sebagaimana ia mencintai dirinya . “

( Al Bukhari )

Ibadah umum dalam bentuk mengatur cara kehidupan seharian daripada pengurusan keperluan peribadi sehinggalah kepada cara membina negara, perhubungan antara bangsa, cara melaksanakan hukum dalam masa perang dan damai. Semuanya ada peraturan-peraturan akhlak yang mulia daripada perspektif Islam yang boleh membuat amalan-amalan kita itu menjadi ibadah.

Syarat-Syarat Bagi Sesuatu Amalan (Adat) Menjadi Ibadah

Semua pekerjaan kita boleh menjadi ibadah jika dilakukan mengikut cara-cara yang telah ditetapkan oleh Islam. Ia mesti mengandungi perhubungan dua hala. Iaitu perhubungan kita dengan Allah dan perhubungan kita sesama manusia.

Firman Allah SWT :

Maksudnya:

“Akan ditimpa kehinaan ke atas mereka itu di mana sahaja. Mereka berada melainkan mereka menghubungkan diri dengan Allah dan menghubungkan diri sesama manusia”.

Kalau kita hanya menegakkan salah satu dari dua hubungan ini sahaja, umpamanya perhubungan sesama manusia sahaja tanpa memberikan perhatian kepada perhubungan dengan Allah SWT dan tidak menurut perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW, ia tidak dikira ibadah dan Allah mungkin menimpakan azab dan kehinaan ke atas kita.

Oleh itu, amalan-amalan biasa hanya akan diakui sebagai ibadat jika ia memenuhi syarat-syarat berikut:

  1. Amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, iaitu sesuai dengan hukum-hukum syariat dan tidak bercanggah dengan hukum-hukum tersebut.

  2. Amalan-amalan itu dikerjakan dengan

  3. Amalan-amalan itu hendaklah dibuat dengan seelok-eloknya bagi menepati kehendak-kehendak hadis Nabi SAW sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim yang bererti; “Sesungguhnya Allah mewajibkan kebaikan pada tiap-tiap sesuatu.”

  4. Ketika membuat kerja-kerja hendaklah sentiasa menurut hukum-hukum syariat dan batasnya, tidak menzalimi orang, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang.

  5. Dalam mengerjakan amalan-amalan dunia itu tidak lalai dan tidak cuai dari menjalankan kewajipan ibadat yang khusus seperti solat, puasa dan sebagainya sesuai dengan firman Allah SWT :

Maksudnya :

“(Ibadat itu dikerjakan oleh) orang-orang yang kuat imannya yang tidak dilalaikan oleh perniagaan atau berjualbeli daripada menyebut serta mengingati Allah dan mendirikan sembahyang serta memberi zakat. Mereka takutkan hari (kiamat) yang padanya berbalik-balik hati dan pandangan.”